Isu anak muda, Refleksi/Pelajaran Hidup

Refleksi Servis HP

Hello guys! Kembali lagi bersama saya Lukas. Ada yang bisa menangkap arti judul dalam postingan kali ini?

Apa yang bisa direfleksikan dari tukang servis HP?

Masih penasaran?

Ceritanya nih, Samsung Galaxy J5 gw mati total dan dibawa ke salah satu tukang servis. Kalau mau sebut nama… Permata Service, di Supermal Karawaci.

Mereka menjanjikan kurang lebih tiga hari dapat diselesaikan, nah, gw kemudian meninggalkan HP tersebut dengan mereka kasih gw nota, dan membiarkan mereka bekerja,

Namun setelah waktu itu tidak ada kabar, gw datang lagi ke tokonya dan mereka dengan jujur mengaku bahwa pengerjaan belum berhasil dan bahkan sampai harus dilempar ke teman salah satu teknisi di toko sebelah, yang gw tangkap nih.

Concern juga dong, apalagi dengan biaya pengerjaannya yang hampir setengah juta serta hanya itu HP gw yang bisa masuk jaringan 4G.

Akhirnya kemarin hari Minggu gw datang kembali ke toko tersebut sore harinya dan dengan sangat menyesal mereka mengakui bahwa spare part yang mereka punya semuanya tidak berhasil “menyembuhkan” hp gw dan mereka merujuk kepada salah satu toko spare part HP dan servis yang masih di satu area mal, ndak terlalu jauh.

Yang gw kagum dari mereka adalah karena mereka gagal dalam tugasnya, mas-mas Permata Servis memohon maaf secara gentlemen dengan membebaskan gw dari kewajiban untuk membayar. Sungguh sebuah bentuk pertanggungjawaban bagi konsumen yang bisa jadi contoh. Apalagi bagi yang mengaku sudah “orang percaya yang diselamatkan oleh Kristus”. Di tingkat elit orang kita masih perlu pembenahan, tetapi di tingkat masyarakat, gw masih melihat banyak hal baik yang bisa dicontoh, salah satunya adalah pertanggungjawaban atas pekerjaan dan berani menanggung konsekuensi, dalam hal ini tidak menerima pendapatan yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan usaha tersebut.

Lebih daripada sebuah barang elektronik, lewat Permata Servis gw belajar arti baru “Melayani dalam Pekerjaan”

GB!

Standard

Leave a comment